Internasional

Pernah Dakwah di Korsel dan Taiwan, Ustadz Asal Probolinggo Ini Jadi Imam Besar Masjid di Jepang

Rab, 3 Juli 2024 | 14:14 WIB

Pernah Dakwah di Korsel dan Taiwan, Ustadz Asal Probolinggo Ini Jadi Imam Besar Masjid di Jepang

Muhammad Riza Diponegoro, ustadz yang terpilih emban amanah sebagai Imam Besar Masjid Nahdlatul Ulama (NU) At-Taqwa, Koga Ibaraki, Jepang (Fotoa: Dok. pribadi)

Jakarta, NU Online
Ustadz asal Probolinggo, Jawa Timur, Muhammad Riza Diponegoro terpilih menjadi Imam Besar Masjid Nahdlatul Ulama (NU) At-Taqwa, Koga Ibaraki, Jepang. Riza merupakan seorang ustadz pengajar di Pesantren Badridduja wilayah al-Mashduqiah, Patokan, Kraksaan, Probolinggo.
 

Riza terpilih menjadi imam Masjid At-Taqwa Jepang masa khidmah 2024-2025 melalui seleksi yang digelar oleh Lembaga Takmir Masjid (LTM) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang bekerja sama dengan Takmir Masjid NU At-Taqwa Koga Ibaraki, Jepang.
 

Ketua PCINU Jepang, Achmad Gazali, mengatakan seleksi imam Masjid NU At-Taqwa ini digelar lantaran masa tugas imam masjid yang bertugas sebelumnya telah berakhir, serta memberikan kesempatan kepada imam yang lain untuk datang dan mengetahui kondisi Islam di Jepang serta memperluas jaringan.
 

“Karena masa tugas Ustadz Irfai (imam besar masjid sebelumnya) sepanjang 1 tahun telah selesai, kami melakukan pergantian imam,” paparnya, dalam keterangan yang diterima NU Online, Rabu (3/7/2024).
 

Sebelumnya, informasi pendaftaran imam masjid telah diedarkan sejak bulan Juni yang lalu. Menurut Gazali, terdapat enam peserta yang mengikuti seleksi di masjid yang menjadi pusat berbagai kegiatan PCINU Jepang itu.
 

Gazali menyebut terdapat 6 calon imam yang mengikuti proses seleksi. Di antara peserta yang telah mengikuti tahapan seleksi, hanya satu peserta terpilih yang menjadi Imam Besar Masjid NU at-Taqwa, yaitu Muhammad Riza Diponegoro.
 

Setelah seleksi berakhir, panitia menjadwalkan imam baru akan bertugas mulai Agustus 2024 dan berakhir pada Juli 2025.
 

Ketua LTM PCINU Jepang, Rohibun mengharapkan bahwa kehadiran imam di masjid tersebut akan mendorong jamaah untuk istiqamah beribadah dan meramaikan masjid.
 

“Bila imam yang baru sudah datang, saya berharap para jamaah akan selalu istiqamah dan masjid akan selalu ramai,” kata pria yang juga takmir Masjid NU at-Taqwa tersebut.
 

Sebagai informasi, Riza, pria kelahiran 21 September 1985 tercatat pernah ditunjuk sebagai Da’i Internasional Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) pada tahun 2023 ke Korea Selatan dan di bulan Ramadhan 1445 H kemarin mendapat undangan dakwah sebulan di PCINU Taiwan.
 

Keberhasilannya berdakwah di luar negeri tak luput dari pengalamannya belajar dan mengabdi di berbagai sekolah formal maupun nonformal. Ia pernah mengenyam pendidikan di Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Institut Studi Islam Darussalam Gontor Ponorogo, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Program Studi Tafsir Hadits, dan Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo Program Studi Ilmu Tasawuf.
 

Ia menyebut, informasi terkait seleksi imam masjid tersebut diperoleh dari story koleganya yang menjadi Dai Internasional PBNU.
 

“Saya mengetahui informasi ini dari story kolega saya yang menjadi Dai Internasional PBNU, yaitu Gus Idris dari Probolinggo,’’ jelas Wakil Direktur Kepengasuhan Santri di Pondok Pesantren Badridduja Wilayah al-Mashduqiah itu.
 

Pria yang pernah belajar di Gontor tersebut menjelaskan bahwa salah satu modal dalam mengikuti seleksi tersebut adalah pengalamannya dalam berdakwah di beberapa negara.
 

“Saya hanya ada sedikit pengalaman selama hidup dan sedikit sekali pengetahuan. Saya hanya mampu untuk berusaha sebisa saya dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa, dibarengi dengan doa. Saya yakin, jika kita berkhidmah di jalan Allah, Allah pasti akan menolong. In tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum,” paparnya.
 

Ia kemudian berpesan kepada seluruh calon imam masjid maupun calon dai internasional yang ingin berdakwah di luar negeri agar senantiasa melakukan apa pun dengan tulus kepada Allah swt.
 

“Berdasarkan pengalaman pribadi saya, dalam apa pun yang kita lakukan, usahakan untuk tulus ikhlas dan murni hanya untuk Allah semata. Insya Allah, Allah akan membukakan jalan-Nya. Walladzina jaahadu fina lanahdiyannahum subulana wa innallaha la ma'al muhsinin,” pungkasnya.