Kesehatan

Begini Cara Orang Tua Antisipasi agar Anak Tak Kecanduan Bermain Gadget Selama Libur Sekolah

Rab, 3 Juli 2024 | 12:00 WIB

Begini Cara Orang Tua Antisipasi agar Anak Tak Kecanduan Bermain Gadget Selama Libur Sekolah

Ilustrasi orang tua bersama anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. (Foto: Freepik)

Pati, NU Online

Liburan panjang sekolah telah memasuki minggu kedua. Sebagian orang tua memiliki cara agar anak-anak tidak terlalu intens bermain gadget.


Orang tua murid asal Pati, Jawa Tengah, Sulismanto mengatakan bahwa gadget kurang cocok apabila dijadikan mainan anak. Sebab anak-anak belum memiliki kesadaran penuh terkait dampak negatif yang ditimbulkannya.


“Itu (gadget) sebenarnya kurang baik. Karena anak masih kecil. Gadget itu baik untuk orang yang mengetahui mana yang bisa diambil manfaat, mana yang bisa membawa madhorot (dampak negatif),” ujarnya kepada NU Online pada Selasa (2/7/2024).


Ia menjelaskan terkait cara agar anak-anak tidak kecanduan atau terlalu intens dengan gadget. Menurutnya, anak-anak harus punya jadwal atau waktu tersendiri dalam menggunakan gadget. Tidak boleh sembarangan dalam bermain gadget.


“Dikasih jadwal atau HP-nya diumpetin (disembunyikan). Sehari misalnya dia pegang HP kita berikan durasi berapa lama. Kalau tidak gitu, sehari-hari dia bisa main HP terus. Kalau dikira-kira sudah lama, maka saya ambil (gadgetnya),” lanjutnya.


Sulis mengungkapkan, saat ini ia mempunyai anak bernama Zakia yang akan naik ke kelas 5 SD. Pada masa liburan sekolah, Zakia biasanya menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-teman, jajan-jajan dan main gadget. Menurut Sulis, Zakia sangat sering menolak apabila disuruh belajar.


“Ketika liburan, anak itu jarang yang belajar. Belajar atau ngaji karena paksaan. Jajannya malah lebih banyak dibanding ketika masuk sekolah,” terangnya.


Sulis juga berusaha menerapkan disiplin ketat kepada anaknya meskipun sedang liburan. Ia seringkali mengarahkan Zakia agar bertanggung jawab pada dirinya sendiri dengan melaksanakan kewajiban seperti belajar dan shalat.


“Diarahkan ke agama suruh ngaji (juga shalat) walaupun itu dipaksa. Misalkan saja kalau masih tidur (waktunya) shalat dibangunkan. Waktu liburan dia belajar sedikit-sedikit, banyak mainnya,” jelas Sulis.


Ia juga berpesan kepada para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya. Liburan Panjang seperti ini sudah seharusnya diisi hal-hal yang bermanfaat dan positif.


“Pesan untuk orang tua, awasi dan dampingi anak agar selalu berbuat baik dan bermanfaat. Lalu menjaga diri dan kesehatan. Gunakan waktu (untuk anak-anak) sebaik-baiknya seperti belajar dan hal-hal positif,” ujar Sulis.


Tutik, seorang ibu rumah tangga sekaligus tetangga Sulis juga mengungkapkan hal senada. Ia menjelaskan keseharian anak-anaknya yang mengisi liburan kali ini dengan bermain, nonton TV, main game (gadget), dan rebahan di rumah. Untuk itu, ia mengarahkan anak-anaknya untuk melakukan hal yang bermanfaat.


“Diberi pengertian nasihat dan tidak terlalu mengekang,” tegas Tutik.


Ia berterus terang, sewaktu liburan seperti ini tidak pernah menyuruh anak-anaknya untuk belajar. Tutik mempunyai tiga anak. Anak pertama baru saja lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI), anak kedua naik kelas satu MI dan terakhir masih balita. Menurutnya, terkadang Nafisa, anaknya yang nomor dua justru belajar sendiri


“Kalau liburan waktunya liburan. Santai saja. Kayaknya tidak pernah (disuruh belajar), bahkan kadang belajar sendiri (Nafisa),” kata Tutik.


Meskipun terkesan longgar dalam mendidik anak, Tutik juga mengeluh apabila anak-anaknya terus bermain, terutama anaknya yang pertama.


“Tetap mengeluh. Namanya juga orang tua. Dikasih nasihat sulit,” keluhnya.


Tutik berharap, anak-anak Indonesia secara umum agar mampu mengisi liburan panjang kali ini dengan hal-hal yang positif. Ia menyarankan l para orang tua untuk mengajak anak-anak ke tempat wisata yang bernilai edukasi.


“Seperti kebun binatang, ada edukasinya atau di tempat bersejarah. Ke monumen, museum atau candi-candi,” pungkasnya.