Nasional

Ada Unsur Kekerasan Seksual, Pergunu Minta Kemdikbudristek Perbaiki Panduan Buku Sastra

Jum, 31 Mei 2024 | 09:00 WIB

Ada Unsur Kekerasan Seksual, Pergunu Minta Kemdikbudristek Perbaiki Panduan Buku Sastra

Waketum PP Pergunu Ahmad Zuhri. (Foto: dok. Pergunu)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menyampaikan keprihatinan mendalam atas dikeluarkannya Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


Sebab, panduan tersebut mengandung unsur kekerasan, baik verbal maupun fisik, serta konteks seksual yang berpotensi membahayakan.


Wakil Ketua Umum PP Pergunu Achmad Zuhri menyatakan bahwa isi dari panduan tersebut belum mencerminkan nilai-nilai pendidikan yang menjunjung tinggi etika yang positif. Untuk itu, perlu perbaikan terlebih dahulu karena belum mencerminkan tujuan pendidikan sebagai fondasi masa depan bangsa.


"Kami mendesak agar panduan buku sastra ini segera ditarik dan diperbaiki. Pendidikan adalah fondasi masa depan bangsa, dan materi pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang positif," ujar Zuhri dalam keterangan tertulis yang diterima pada Kamis (30/5/2024).


Lebih lanjut, Zuhri menegaskan bahwa unsur kekerasan dan konteks seksual yang tidak pantas dalam panduan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan karakter dan mental peserta didik.


Menurutnya, para ahli dan praktisi yang sesuai pada bidangnya harus terlibat dalam penyusunan panduan buku sastra ini.

   
"Kami berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap panduan ini dan melibatkan para ahli pendidikan serta praktisi yang kompeten dalam proses perbaikan," tambahnya.


Zuhri menegaskan, Pergunu berkomitmen untuk terus mengawal kualitas pendidikan di Indonesia dan memastikan bahwa semua materi pendidikan yang digunakan di sekolah-sekolah sesuai dengan standar moral dan etika yang luhur. Ia menegaskan, masa depan Indonesia ada pada generasi yang hari ini duduk di bangku sekolah.


Zuhri menekankan bahwa seharusnya buku panduan yang diberikan kepada peserta didik dapat memberikan dampak positif seiring perkembangan zaman.  


“Demi mewujudkan pendidikan di Indonesia yang unggul serta mampu mewujudkan generasi emas 2045 dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada seiring berjalannya waktu, Pergunu siap berkolaborasi dengan pihak terkait untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa,” tegas Zuhri.


Sudah ditarik dan akan direvisi

Kemdikbudristek RI sudah menarik dan akan merevisi Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.


"Sudah ditarik dan sedang direvisi. Jika ada yang memiliki versi digital buku panduan tersebut, kami minta agar tidak digunakan dan tidak disebarkan lebih lanjut," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo sebagaimana dilansir Republika, Kamis (30/5/2024).