Daerah

Santri Semarang Dalami Ilmu Falak

Ahad, 29 November 2015 | 13:02 WIB

Semarang, NU Online
Mahasiswa yang tergabung dalam Community of Santri Scholars of Ministery of Religious Affairs (CssMora) Universitas Islam Negeri Walisongo dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Falak mengadakan pelatihan Ilmu Falak. Seminar yang bertempat di audit I kampus I UIN Walisongo terdiri dari perwakilan dari SMA, MA, pesantren sekota Semarang, dan mahasiswa.
<>
Hadir sebagai narasumber Dosen Ilmu Falak Ahmad Syifaul Anam, pengurus Lembaga Falakiyah NU Jawa Tengah KH Ahmad Izzuddin, penemu alat Falak I-zun Dial M Ihtirozun Ni'am, Nur Sodik, dan Lu'ayyin.

Seminar Ilmu Falak itu bertemakan "Memantapkan Ibadah Melalui Ilmu Falak", menurut ketua panitia, "Ilmu Falak mempunyai peranan yang sangat penting dalam ibadah, seperti arah kiblat, waktu sholat, awal bulan, dan gerhana. Namun masih sedikit orang yang mempunyai keterampilan tersebut," ungkap Alamul Yakin.

Pada kesempatan tersebut hadir pula Wakil Dekan III Fakultas Syari'ah UIN Walisongo. Dalam sambutannya ia berharap agar peserta lebih semangat untuk mendalami ilmu ini, karena ilmu ini dirasa masih langka ditemui. "Beliau juga berharap peserta bisa menjadi penerus ahli Falak yang sudah ada", tandas Arief Budiman.

Pelatihan ini menekankan pada penguasaan arah kiblat dan waktu sholat, yang di dalamnya memuat materi fikih, perhitungan, dan praktiknya. Materi tersebut disampaikan oleh pemateri yang telah ahli dalam bidangnya. Peserta diajak untuk memahami bagaimana ulama fikih memandang pentingnya menghadap kiblat dan mengetahui waktu sholat, belajar caranya menghitung menggunakan kalkulator scientific, kemudian langsung mempraktikkan hasil perhitungan yang telah dihasilkan.

Tak hanya berhenti seminar saja, peserta diajak langsung praktik, para santri tak menemui kesulitan. Tak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ternyata mengukur arah kiblat cukup mudah. Hanya membutuhkan 4 langkah. Menginput data di program yang telah disediakan, memosisikan bayangan di I-zun Dial, menentukan arah mata angin, berikutnya ketemulah arah kiblat.

"Ternyata mudah menentukan arah kiblat, cuma begitu saja", tutur Ahmad Rexy, delegasi dari Pondok Pesantren Al-Firdaus. (Zulfa/Alhafiz K)